Kuliah Umum Prodi Bimbingan dan Konseling – Mewujudkan Pribadi Terapeutik Konselor Melalui Nilai Spiritual Dalam Menghadapi Tantangan Gen Z

Sukoharjo, 18/12/2024. Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Veteran Bangun Nusantara menyelenggarakan kegiatan kuliah umum dengan tema “Mewujudkan Pribadi Terapeutik Konselor Melalui Nilai Spiritual Dalam Menghadapi Tantangan Gen Z” yang dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Desember 2024 bertempat di Gedung H Univet Bantara. Narasumber dalam kuliah umum ini adalah Dr. Agus Supriyanto, M.Pd., Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Singgih Subiyantoro, selaku Dekan FKIP, Narasumber, Dosen BK FKIP Univet dan 170 mahasiswa BK
Muhammad Arief Maulana, M.Pd selaku Kaprodi BK menyampaikan bahwa di tengah tantangan zaman yang semakin berkembang, khususnya dalam menghadapi generasi Z, konselor diharapkan memiliki lebih dari sekadar kompetensi teknis. Konselor harus memiliki kepribadian yang kuat, berintegritas, dan memiliki nilai spiritual yang kokoh. “Generasi Z menghadapi banyak tantangan, seperti tekanan dari media sosial, kecemasan, dan kebingungan identitas diri. Oleh karena itu, konselor yang memiliki landasan spiritual yang kuat akan lebih mampu memberikan bimbingan yang lebih dalam dan bermakna,” ungkapnya.
Dr. Singgih Subiyantoro, M.Pd. menyampaikan dalam sambutannya bahwa Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar sangat penting dalam mendukung perkembangan anak-anak secara holistik. Dengan adanya BK di SD, anak-anak tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan sosial, emosional, dan mental yang akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Bimbingan dan Konseling (BK) di tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak-anak, terutama dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era digital. Generasi Z, yang mencakup anak-anak yang lahir sejak pertengahan 2000-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan media sosial. Mereka menghadapi tantangan besar terkait dengan tekanan sosial, kecemasan, dan pencarian jati diri. Oleh karena itu, keberadaan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar menjadi semakin krusial untuk membantu mereka menavigasi berbagai permasalahan tersebut.
Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya nilai-nilai spiritual dalam membentuk konselor yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga kuat dalam aspek kepribadian dan spiritual. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, serta praktisi Bimbingan dan Konseling dari berbagai institusi. Dalam acara ini, narasumber yang berkompeten di bidang Bimbingan dan Konseling, Dr. Agus Supriyantoro memaparkan bahwa konselor yang sukses dalam mendampingi klien harus memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengembangkan nilai-nilai spiritual dalam diri mereka. Hal ini sangat penting, terutama dalam menghadapi tantangan generasi Z yang semakin kompleks, seperti tekanan sosial media, kecemasan, dan permasalahan identitas diri. Nilai spiritual diyakini dapat menjadi landasan untuk meningkatkan empati, keterbukaan, dan ketahanan diri bagi seorang konselor.
Selain itu, kuliah umum ini juga menekankan pentingnya pengembangan diri seorang konselor yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada penguatan karakter dan spiritualitas. Dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang, terutama bagi generasi Z yang tumbuh dalam dunia serba digital, seorang konselor perlu memiliki kekuatan spiritual yang mampu memberikan ketenangan dan bimbingan yang bermanfaat. Diharapkan, dengan mengembangkan nilai-nilai ini, para konselor dapat menjadi pribadi yang lebih kuat dan siap dalam menghadapi beragam tantangan yang ada.Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling, serta memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana menjadi konselor yang holistik dan efektif. Dengan mengintegrasikan nilai spiritual dalam praktik konseling, diharapkan para konselor dapat memberikan kontribusi positif bagi generasi Z, serta membantu mereka menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih baik.